Film yang diadopsi dari sebuah video game produksi Capcom ini telah
memasuki generasi kelimanya sejak sekuel pertamanya yang menghiasi layar
lebar pada tahun 2002 lalu. Sama seperti sekuelnya yang terdahulu, film
kelima Resident Evil ini juga pastinya penuh dengan aksi
tembak-tembakan, seni bela dirinya Alice (Milla Jovovich), dan zombie
kelaparan yang senantiasa membuat penonton terkaget, terkagum, hingga
terpesona. Efek-efek yang digunakan, baik itu efek visual maupun efek
suara, juga sudah lebih baik daripada film Resident Evil seniornya.
Namun sayangnya, Resident Evil Retribution ini menurut saya, agak membosankan. Resident Evil Afterlife bahkan lebih recommended menurut saya. Memang film ini tidak membuat saya sampai mengantuk apalagi tertidur mengingat jam nonton yang sudah mendekati tengah malam, tetapi sepanjang menonton film ini, rasanya chemistry-nya masih kurang dapet.
Namun sayangnya, Resident Evil Retribution ini menurut saya, agak membosankan. Resident Evil Afterlife bahkan lebih recommended menurut saya. Memang film ini tidak membuat saya sampai mengantuk apalagi tertidur mengingat jam nonton yang sudah mendekati tengah malam, tetapi sepanjang menonton film ini, rasanya chemistry-nya masih kurang dapet.
Film ini dimulai dengan serangkaian aksi tembak-menembak yang pantas mendapatkan kata seruan ‘Wow!‘, karena aksi peperangannya memang terasa sangat real dengan didahului oleh efek slow-motion plus rewind-motion. Paul W.S. Anderson berhasil membuat saya tidak berkedip dan berhenti mengunyah popcorn
pada awal-awal filmnya ini. Termasuk juga ketika adegan di sebuah kota
kecil buatan Umbrella Group yang mendapat serangan dari zombie ganas.
Luar biasa mencengangkan!
Dan setelah itu, kebosanan mulai merasuki. Alice tertangkap oleh
Umbrella Group dan dikurung dalam sebuah ruangan khusus untuk
diinterogasi. Jill Valentine (Sienna Guillory), sahabat Alice, yang
dirinya sedang diambil alih oleh Red Queen, menjadi interogator
sekaligus penyiksanya. Berkat bantuan dari Ada Wong (Li Bing Bing) yang
bekerja di bawah arahan Albert Wesker (Shawn Roberts), Alice berhasil
kabur. Alice belum bisa senang, karena ternyata petualangan justru baru
mulai. Dia masih harus berusaha untuk melarikan diri dari fasilitas
Umbrella Group yang sangat luas dan terletak jauh di bawah lautan es
ini, bersama dengan sekelompok tentara yang juga bekerja di bawah
Wesker.
Alur yang kurang menarik dan terkesan memaksa (tidak natural), mungkin
inilah yang membuat saya agak bosan. Alur yang terlalu datar mungkin
masih bisa terobati oleh efek-efek action-nya yang patut
diacungi satu jempol. Tapi bagian yang ‘terkesan memaksa’, membuat saya
menggeleng kepala. Salah satu contoh bagian yang menurut saya tidak
natural tersebut adalah ketika seekor monster besar berkaki empat
berlidah panjang menculik seorang anak kecil yang sedang menjadi
‘tanggung jawab’ Alice. Pertanyaan yang muncul pada saat saya
menyaksikan adegan tersebut adalah, “Kenapa tidak langsung dibunuh?
Padahal ketika berhadapan dengan orang-orang lainnya, monster tersebut
tidak segan-segan langsung membuatnya Rest In Peace.” Pada endingnya, ketika Alice berlaga dengan Jill, saya kembali berhenti
mengunyah popcorn. Bukan karena adu kungfu yang mereka lakukan itu
sangat seru, melainkan karena memang popcorn saya sudah habis. Endingnya
tidak se-wah yang saya harapkan. Semoga sekuel berikutnya bisa jauh
lebih baik lagi.
Produser : Paul W.S. Anderson, Jeremy Bolt, Don Carmody
Sutradara : Paul W.S. Anderson
Pemain : Milla Jovovich, Michelle Rodriguez, Li Bing Bing, Shawn Roberts, Sienna Guillory
Sumber : http://hiburan.kompasiana.com/
No comments:
Post a Comment